Home » , » Inflasi Juli di Jabar Tembus Angka Tertinggi

Inflasi Juli di Jabar Tembus Angka Tertinggi

Written By Unknown on Minggu, 04 Agustus 2013 | 11.48

(SJO, BANDUNG) - Indeks Harga Konsumen atau Inflasi di Jawa Barat pada Juli 2013 mencapai 3,87%. "Inflasi Juli sangat tinggi,dimana salah satu penyebab utamanya adalah kenaikan BBM subsidi, " ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Dody Gunawan Yusuf kepada wartawan.

Dia menjelaskan dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transport komunikasi & jasa keuangan sebesar 11,94%. Kemudian disusul oleh kelompok bahan makanan 6,04%,
kelompok makanan jadi minuman rokok & tembakau 1,11%, kelompok kesehatan 0,55%, kelompok pendidikan rekreasi & olahraga 0,44%, kelompok perumahan air listrik gas & bahan bakar 0,31%. Inflasi
terkecil terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,12%.

Lebih lanjut dituturkannya, komoditi bensin memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,88%, angkutan dalam kota 0,84%, bawang merah 0,55%, daging ayam ras 0,38%, cabe rawit dan beras masing-masing
0,14%, angkutan antar kota 0,10%, telur ayam ras 0,09%, daging sapi 0,08%, kentang 0,07% dan kue kering 0,04%. Adapun komoditi yang mengalami penurunan harga atau deflasi diantaranya jeruk 0,03%, emas
perhiasan dan bawang putih masing-masing 0,02%, tarif kereta api dan kacang panjang masing-masing 0,01%.

Menurutnya, dampak langsung kenaikan BBM paling terasa pada inflasi bulan Juli sedangkan pada Juni hanya sepertiganya. Komoditi BBM berpengaruh terhadap sub kelompok transport yang mengalami inflasi
sebesar 16,59%.

Secara year to date, inflasi di Jabar sudah mencapai 8,29% sedangkan secara year on year (Juli 2012 terhadap Juli 2013) tercatat sebesar 9,75%. Inflasi kali ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun
terakhir. Terkahir kali inflasi tinggi terjadi pada 2008 yang sempat menyentuh 10% secara year on year.

"Terakhir kali inflasi tinggi itu pada 2008 akibat krisis ekonomi global yang lantas berimbas ke ndonesia," katanya.

Melihat kondisi itu, pihaknya memprediksi dampak kenaikan BBM bersubsidi akan tetap dirasakan pada inflasi bulan-bulan berikutnya. Meski tak bakal setinggi Juli namun dikhawatirkan mengganggu target
pencapaian inflasi akhir tahun sebesar 7,2±1%. tjo
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

INFO GEDUNG SATE

LIPUTAN KHUSUS

 
Media Group : Jabar Zone | Inohong | Warta Indonesia Raya
Copyright © 2010-2013. Seputar Jabar Online - All Rights Reserved
Creating Website
Bandung Media Citra